Oleh Hidayatullah Muttaqin
Neoliberalisme tidak dapat dipisahkan dengan dua lembaga keuangan internasional yang diciptakan untuk mengawal kepentingan Barat dan korporat global. Dalam hal ini, penyebaran dan aplikasi kebijakan neoliberalisme di negara-negara berkembang, termasuk di Indonesia, salah satunya berkat kontribusi Bank Dunia.Melalui pinjaman yang diberikan kepada pemerintah sejak Orde Baru hingga sekarang, Bank Dunia telah memainkan peran penting. Bank Dunia terlibat aktif dalam format kebijakan ekonomi dan pembangunan yang liberal dan berorientasi kepada kepentingan asing dan konglomerat di negara kita.
Tentunya, pemerintahan terpilih yang disukai oleh Bank Dunia adalah pemerintahan yang tidak resisten dengan ekonomi pasar (neoliberalisme). Dalam hal ini, Bank Dunia memberikan “applus” atas terpilihnya SBY-Boediono sebagai presiden dan wakil presiden untuk periode 2009-2014.
Menurut ekonom Econit, Hendri Saparini di Media Umat (22/5/2009), pemilihan Boediono oleh SBY sebagai pasangannya adalah sebuah kesengajaan untuk mendapatkan dukungan asing dan perusahaan multinasional. Boediono adalah seorang ekonom dan teknokrat ekonomi yang memiliki pemikiran dan track record pro neolib. Alhasil, pasangan yang paling Neolib inilah yang paling disukai Bank Dunia.
Sebagaimana diberitakan Bloomberg (10/7/2009), Bank Dunia menilai perekonomian Indonesia di bawah kepemimpinan SBY telah menjadi juara bersama China dan India setelah melewati “badai” krisis finansial global yang paling buruk. Menurut Bank Dunia, bersama SBY ekonomi Indonesia dapat tumbuh lebih dari 7%. Pandangan Bank Dunia ini disampaikan Joachim von Amsberg, Direktur Bank Dunia untuk Indonesia. [JURNAL EKONOMI IDEOLOGIS / www.jurnal-ekonomi.org]
Neoliberalisme tidak dapat dipisahkan dengan dua lembaga keuangan internasional yang diciptakan untuk mengawal kepentingan Barat dan korporat global. Dalam hal ini, penyebaran dan aplikasi kebijakan neoliberalisme di negara-negara berkembang, termasuk di Indonesia, salah satunya berkat kontribusi Bank Dunia.Melalui pinjaman yang diberikan kepada pemerintah sejak Orde Baru hingga sekarang, Bank Dunia telah memainkan peran penting. Bank Dunia terlibat aktif dalam format kebijakan ekonomi dan pembangunan yang liberal dan berorientasi kepada kepentingan asing dan konglomerat di negara kita.
Tentunya, pemerintahan terpilih yang disukai oleh Bank Dunia adalah pemerintahan yang tidak resisten dengan ekonomi pasar (neoliberalisme). Dalam hal ini, Bank Dunia memberikan “applus” atas terpilihnya SBY-Boediono sebagai presiden dan wakil presiden untuk periode 2009-2014.
Menurut ekonom Econit, Hendri Saparini di Media Umat (22/5/2009), pemilihan Boediono oleh SBY sebagai pasangannya adalah sebuah kesengajaan untuk mendapatkan dukungan asing dan perusahaan multinasional. Boediono adalah seorang ekonom dan teknokrat ekonomi yang memiliki pemikiran dan track record pro neolib. Alhasil, pasangan yang paling Neolib inilah yang paling disukai Bank Dunia.
Sebagaimana diberitakan Bloomberg (10/7/2009), Bank Dunia menilai perekonomian Indonesia di bawah kepemimpinan SBY telah menjadi juara bersama China dan India setelah melewati “badai” krisis finansial global yang paling buruk. Menurut Bank Dunia, bersama SBY ekonomi Indonesia dapat tumbuh lebih dari 7%. Pandangan Bank Dunia ini disampaikan Joachim von Amsberg, Direktur Bank Dunia untuk Indonesia. [JURNAL EKONOMI IDEOLOGIS / www.jurnal-ekonomi.org]
Post A Comment:
0 comments:
Bro, ekspresikan ruhul jihad mu !!!