Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo dikenal luas sebagai tokoh kontroversial yang menginginkan Republik Indonesia menjadi Negara Islam. Sepak terjang perjuangannya mendirikan Negara Islam tercatat oleh sejarah bermula dengan proklamasi Negara Islam Indonesia pada tanggal 7 Agustus 1949 di sekitar daerah Tasikmalaya dan Garut-Jawa Barat. Jauh sebelum dari peristiwa proklamasi tersebut, Sekarmaji Marijan Kartosuwiryo telah bergulat di pergerakan kebangsaan melawan penjajahan Belanda, seperti aktif di SDI, SI, PSII atau di Majelis Islam. Malah Soekarno menjadi sahabat karibnya saat mereka berguru pada guru bangsa yakni HOS. Cokroaminoto. Namun, akibat dinamika politik paska proklamasi 17 Agustus 1945 dengan berbagai ideologi yang masuk di negeri ini, Sekarmadji Marijan Kartosuwiryo dijadikan musuh oleh lawan politik dan ideologinya, yakni dari Komunis & Nasionalis sekuler. Sekarmadji Marijan Kartosuwiryo difitnah keji sebagai pemberontak dengan berbagai intrik, hingga Presiden Sukarno pun mengambil tindakan dengan memerintahkan menumpas pergerakan sahabatnya itu atas dasar hasutan kaum kiri. Tahun 1962 adalah akhir pergerakan formal Sekarmadji Marijan Kartosuwiryo bersama Negara Islam yang lebih dikenal dengan Daarul Islam, hingga Sekarmadji Marijan Kartosuwiryo pun akhirnya dijatuhi hukuman mati oleh pengadilan militer.

Kini, perjuangan itu telah menjadi prasasti sejarah yang selalu berada di dalam semangat dan ruh Pergerakkan Islam di Indonesia. Walau perjuangan itu sepertinya tak estafetakan kepada putranya, Sarjono Kartosuwiryo. Tak seperti orang tuanya, Sarjono Kartosuwiryo lebih memilih haluan pancasila yang waktu lampau menjadi lawan orang tuanya dengan secara formal terdaftar menjadi calon legislatif dari partai Gerindra untuk daerah pemilihan XI (Garut & Tasikmalaya), yang notabene menjadi basis pergerakkan orang tuanya.

Sejarah mungkin perlu teruji lagi khususnya untuk Garut dan Tasikmalaya. Jika era Sekarmadji Marijan Kartosuwiryo Garut dan Tasikmalaya menjadi basis pergerakan Islam melawan penjajahan dengan Darul Islam sebagai lokomotifnya. Kiwari, Garut dan Tasikmalaya menjadi incaran juga dari putra Sekarmadji Marijan Kartosuwiryo, namun berbanding terbalik dengan haluan politik dan ideologi ayahnya.

Jika dahulu Garut dan Tasikmalaya menjadi basis Darul Islam. Apakah 2014 kelak Garut dan Tasikmalaya menjadi basis Partai Gerindra?! 


Source: empiris-fb (al faqir)
Axact

Empiris

Episentrum Pengkajian Islam dan Riset Sosial mengorientasikan diri untuk menjadi katalisator terwujudnya Mulkiyah Allah di muka bumi, dan bersama-sama menggalang kekuatan kolektif dari potensi-potensi yang telah sejak lama berada dipangkuan Ummat Islam... Billahi Hayaatuna Wallahu Fii Hayatil Mustadz'afin... Hidup Kita Bersama Allah, dan Allah Berada Dalam Kehidupan Kaum Tertindas... Inna fatahna laka fathan mubina...

Post A Comment:

1 comments:

  1. semoga saja kita bisa bertahan dan tidak tergerus arus.... yang terus meracuni dan mebodohkan lalu menjerumuskan kita pada sesuatu hal yang jelas BATIL

    BalasHapus

Bro, ekspresikan ruhul jihad mu !!!