Penculikan, penyiksaan dan pembunuhan terhadap Siyono
persis dengan apa yang dilakukan Komunis diera '60 hingga '65an, yakni menculik
dari mesjid dan akhirnya dibunuh dengan tubuh sikorban sudah luluh-lantak
akibat penyiksaan. Cara-cara ini lazim dilakukan Komunis guna memberikan rasa
takut, atau saat ini istilahnya teror. Patut diingat, apa yang menimpa kepada
Siyono bukan baru dipraktikan, malah lebih jauh lagi cara-cara kekejiaan
seperti ini pun juga kerap dilakukan diera kolonialisme oleh para penjajah kafir
terhadap ulama-ulama pejuang kemerdekaan. Menculik, menyiksa dan membunuh
sedari dahulu senantiasa mendera umat Islam yang teguh terhadap imannya.
Kekejian yang
dilakoni Densus 88 terhadap Siyono dapat mengancam integritas bangsa sebagai
bangsa yang beradab. Hal ini pun sekaligus menjadi ancaman terhadap persatuan
dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Densus 88 dan teroris
sama-sama telah mempraktekan pelanggaran HAM berat seperti zionis Israel
Laknatullah.
Menjadi satu
catatan penting, Negeri bernama Indonesia ini dibebaskan dari penjajahan oleh
para santri dan ulama. Para santri dan ulama melawan penjajah kafir demi Allah
semata. Bukan karena kekuasaan dan kekayaan semata. Dan yang menumpas Komunis
pun yakni santri dan ulama. Jadi sangat sederhana logikanya, siapapun yang
melakukan praktik-praktik tercela seperti apa yang menimpa kepada Saudaraku
Siyono, dapat dipastikan paradigma sipelaku dan kurawanya sama dengan penjajah
kafir atau Komunis.
Ada paradigma
kolonialisme yang keji di kasus pembunuhan Siyono, selain persekongkolan hitam
yang menyelimutinya. Santri, ulama dan segenap pendekar kemanusiaan sudah
saatnya mengungkap tabir gelap kebusukan ini. Demi kemanusiaan sejati sebagai
ruh ideologi bangsa yang berketuhanan. Polri lahir setelah rakyat Islam
membidani TNI dengan Laskar Sabilillah dan Hisbullah. Artinya, negeri ini milik
Rakyat Islam yang membebaskan dari penjajahan kafir jauh sebelum Polri dan TNI
lahir.
Menyoal
Siyono, beliau adalah Rakyat Islam, Imam Mesjid yang shalih dan taat terhadap
Allah Azza wa Jalla. Hanya orang berparadigma kolonialisme dan komunisme
sajalah yang melakukan hal keji terhadap Siyono. Tak mungkin Polri yang lahir
dari Rakyat Islam melakukan itu, kecuali ada kacung penjajah kafir dan Komunis
bersembunyi disana demi mencerai beraikan integritas bangsa Indonesia.
Seiring
pengungkapan terbunuhnya Siyono oleh Densus 88, akan ditingkahi dengan counter
opini dari Persekongkolan Kontra Islam (PKI) yang menampakan paranoia akibat
kebusukannya mulai terkuak. PKI tak'kan tinggal diam dengan diungkapnya
penyebab kematian Siyono, karena pengungkapan kematian Siyono bagi PKI dapat
menjadi gelombang yang mengancam eksistensinya dalam menindas Umat Islam Bangsa
Indonesia. Hal ini patut diantisipasi dengan lebih mendekatkan diri kepada
Alloh Azza wa Jalla dan terus menggelorakan wahdatul ummah di seantero
Indonesia Raya. PKI tak'kan rela konspirasi kejinya terbongkar. Mereka dengan
segala cara akan menutupi kejahatan kemanusiaannya. Kita harus cermat. Kita
mesti terus fokus menguliti kedengkian mereka yang selama ini telah menodai
kemanusiaan yang beradab sebagai falsafah bangsa ini. Kita tak perlu gentar
dengan sesumbar arogansi mereka.
Kita dengan
memohon pertolongan Alloh perlu tetap terjaga, menjaga dengan seksama proses
penggalian kasus terbunuhnya Siyono yang saat ini Alloh mengamanahi kepada
ikhwah kita di Organisasi yang dibidani oleh Mujahid Kemerdekaan Nasional, KH.
Ahmad Dahlan. Kasus ini amatlah serius bagi kemanusiaan sejati yang kiwari bak
sandyakala di negeri bekas jajahan Hindia Belanda. Siyono, seorang Muslim warga
negara Indonesia telah menjadi korban keganasan jejaring imperialisme. Siyono,
ia seorang imam mesjid yang shalih dan taat kepada aturan Dinulloh. Siyono,
warga negara yang sama dengan kita untuk mendapatkan hak sebagai warga negara
yang berdaulat.
Terbunuhnya
Siyono adalah simbol hak warga yang berdaulat atas kemerdekaannya direnggut
secara paksa oleh alat kekuasaan. Ini kejahatan serius tingkat tinggi.
Kejahatan yang dapat merusak tatanan kebangsaan. Terbunuhnya Siyono wajib
diungkap secara terang benderang demi kemanusiaan sejati dan keberlangsungan
hidup bermasyarakat. Bersama, mari kita kawal ikhwah kita di Organisasi
Muhammadiyah untuk menguak misteri penganiayaan dan pembunuhan Siyono.
Barakalloh.
Alloh lah sebaik-baik makar. Billahi hayaatuna wallahu fii hayatil mustad'afin.
Penulis :
Natayuda
Post A Comment:
0 comments:
Bro, ekspresikan ruhul jihad mu !!!