Yang saya takutkan bukanlah belum tegaknya aturan dan hukum Allah berdasarkan Al Qur'an dan As-Sunnah, namun yang saya takutkan justru pada orang-orang yang mengusung atas nama tegaknya aturan tersebut sebagai bentuk kebencian terhadap manusia lain atau golongan lain, sebagaimana bani abbasiyah merebut kekuasaan dari bani ummayah dengan janji akan menegakkan dan menerapkan hukum dan aturan islam dalam Al Qur'an dan As-Sunnah.

Namun janji itu hanyalah bentuk penipuan pada umat atas nama golongan dan suku untuk keturunannya, kekuasaan bani abbasiyah begitu tiran dan kejam menebaskan pedang membunuh semua keturnan bani ummayah dengan alasan membalaskan dendam atas kekejaman bani ummayah ketika berkuasa.

Kekuasaan bani abbasiyah yang mengatas namakan penegakan aturan islam menjadi sejarah kelam dan barbarian. Genangan darah dan mayat-mayat serta kekejaman bani abbasiyah hendaknya jadi peringatan para penegak risalah saat ini, bahwa kebencian terhadap kekafiran dan kekejaman bukan berarti membuat kekejaman dan tirani yang baru atas nama penegakan islam.


MASA KEKUASAAN BANI ABBAS
Pemerintahan Bani Umayyah adalah pemerintahan yang memiliki wibawa yang besar sekali, meliputi wilayah yang amat luas, mulai dari negeri Sind dan berakhir di negeri Spanyol. Ia demikian kuatnya, sehingga apabila seseorang menyaksikannya, pasti akan berpendapat bahwa usaha mengguncangkannya adalah sesuatu yang tidak mudah bagi siapapun. Namun jalan yang ditemph oleh pemerintahan Bani Umayyah, meskipn ia dipatuhi oleh sejumlah besar manusia yang takluk kepada kekuasaannya, tidak sedikitpun memperoleh penghargaan dan simpati dalam hati mereka. Itulah sebabnya, belum sampai berlalu satu abad dari kekuasaan mereka, kaum Bani Abbas berhasil menggulingkan singgasananya dan mencampakkannya dengan mudah sekali. Dan ketika singgasana itu terjatuh, demikian pula para rajanya, tidak seorang pun yang meneteskan air mata menangisi mereka.

JANJI-JANJI KAUM ABBASIYIN
Adapun penyebab keberhasilan kaum penganjur berdirinya Khilafah Bani Abbas ialah karena mereka berhasil menyadarkan kaum muslimin pada umumnya, bahwa Bani Abbas adalah keluarga yang dekat kepada Nabi saw, dan bahwasanya mereka akan mengamalkan Al-Qur'an dan Sunnah Rasul dan menegakkan syari'at Allah. Oleh karena itu, ketika As-Saffah dibai'at sebagai khalifah dikota Kuffah, pada bulan Rabi'uts-Tsani tahun 132 H. dalam pidato pertamanya setelah menyebutkan tentang kezaliman-kezaliman yang dilakukan oleh Bani Umayyah, ia berkata : "Dan sesungguhnya aku berharap kalian tidak akan lagi didatangi oleh kezaliman, pada saat kebaikan telah datang kepadamu, tidak pula kehancuran pada saat perbaikan telah datang mengunjungimu." setelah itu berdirilah paman as-Saffah, Daud bin Ali, dan ia menegaskan dihadapan orang banyak : "Demi Allah, gerakan yang telah kami lakukan ini sama sekali tidak bertujuan untuk menumpuk harta benda, menggali sungai, membangun istana atau mengumpulkan emas atau perak, tapi sesungguhnya kami telah bertindak demi memprotes perampasan hak kami, dan demi membela putera-putera paman kami (yakni keluarga Abu Thalib), dan karena buruknya perlakuan Bani Umayyah terhadap kalian, penghinaan mereka terhadap kalian dan monopoli mereka dengan tunjangan dan harta yang menjadi hak kalian. Maka dengan ini kami berjanji kepada kalian, demi kesetiaan kami kepada Allah dan Rasul-Nya dan demi kehormatan Abbas, untuk memerintah di kalangan kalian sesuai dengan apa yang diturunkan oleh Allah, melaksanakan Kitab Allah dan berjalan - baik di kalangan umum ataupun khusus dengan teladan Rasulullah sawa.". Sungguhpun demikian, permerintahan mereka itu belum berjalan cukup lama, ketika tindakan dan perilaku mereka menunjukkan bahwa segala yang mereka sebutkan itu ternyata PENIPUAN dan MUSLIHAT belaka.

TINDAKAN-TINDAKAN MEREKA (BANI ABBAS)
Pasukan tentara Bani Abbas menaklukkan kota Damsyik, ibukota Bani Umayyah, dan merekapun "memainkan" pedangnya di kalangan penduduk, sehingga membunuh kurang lebih lima puluh ribu orang. Masjid Jami' milik Bani Umayyah, mereka jadikan kandang kuda-kuda mereka selama tujuh puluh hari, dan mereka menggali kuburan Mu'awiyah serta Bani Umayyah lainnya. Dan ketika mendapati jasad Hisyam bin Abdul Malik masih utuh, mereka lalu menderanya dengan cambuk-cambuk dan menggantungkannya di hadapan pandangan orang banyak selama beberapa hari, kemudian membakarnya dan menaburkan abunya. Mereka juga membunuh setiap anak dari kalangan Bani Umayyah, kemudian melemparkan permadani di atas jasad-jasad mereka yang sebagian masih menggeliat dan gemetaran, lalu mereka duduk di atasnya sambil makan. mereka juga membunuh semua anggota keluarga Bani Umayyah yang ada di kota Basrah dan menggantungkan jasad-jasad mereka dengan lidah-lidah mereka, kemudian membuang mereka dijalan-jalan kota itu untuk makanan anjing-anjing.

Demikian pula yang mereka lakukan terhadap Bani Umayyah di Makkah dan Madinah. (Ibnu Atsir, jilid 4, hal 333-334; al-Bidayah, jilid 10, hal 345; Ibnu Khaldun, jilid 3, hal 132-133)

Kemudian timbul pemberontakan di kota Musil melawan as-Saffah yang segera mengutus saudaranya, Yahya, untuk menumpas dan memadamkannya. Yahya kemudian mengumumkan di kalangan rakyat: "Barangsiapa memasuki masjid Jami', maka ia dijamin keamanannya." Beribu-ribu orang secara berduyun-duyun memasuki masjid, kemudian Yahya menugaskan pengawal-pengawalnya menutup pintu-pintu masjid dan menghabisi nyawa orang-orang yang berlindung dan mencari keselamatan itu. sebanyak sebelas ribu orang meninggal pada peristiwa itu. Dan di malam harinya, Yahya mendengar tangis dan ratapan kaum wanita yang suami-suaminya terbunuh di hari itu, lalu ia pun memerintahkan pembunuhan atas kaum wanita dan anak-anak, sehingga selama tiga hari kota Musil digenangi oleh darah-darah penduduknya, dan berlangsunglah selama itu pembunuhan, penangkapan dan penyembelihan yang tidak sedikit pun memiliki belas kasihan terhadap anak kecil, orang tua atau membiarkan seorang laki-laki atau melalaikan seorang wanita.

Tahukan anda wahai sadara-saudaraku, ketika saya membayangkan dalam posisi keturunan Bani Umayyah dan pendukungnya, kemudian sesaat itu saya tertidur dan saya bermimpi serasa dinegeri zombie, kemanapun saya lari dan bersembunyi saya terus dikejar dan diburu untuk dibunuh dan dipenggal mereka, yang anehnya para zombie ini begitu beringas dan menyeramkan dengan berbagai senjata tajam yang mereka bawa, dan saat itu tidak ada pilihan bagi saya selain melawan atau menyerah pada ancaman kematian yang mengenaskan didepan mata, sungguh mimpi buruk yang mengerikan. NAUDZUBILLAH HIMINDZALIK .

Sumber: *Facebook Wira Kalipaksi
Axact

Empiris

Episentrum Pengkajian Islam dan Riset Sosial mengorientasikan diri untuk menjadi katalisator terwujudnya Mulkiyah Allah di muka bumi, dan bersama-sama menggalang kekuatan kolektif dari potensi-potensi yang telah sejak lama berada dipangkuan Ummat Islam... Billahi Hayaatuna Wallahu Fii Hayatil Mustadz'afin... Hidup Kita Bersama Allah, dan Allah Berada Dalam Kehidupan Kaum Tertindas... Inna fatahna laka fathan mubina...

Post A Comment:

0 comments:

Bro, ekspresikan ruhul jihad mu !!!